Bola.com, Jakarta Kompetisi online dan offline e-sports di Indonesia berkembang pesat dalam lima tahun terakhir dan jumlahnya diprediksi meningkat pesat pada 2019. Hal yang menarik adalah bahwa ajang-ajang yang disebut Menkominfo, Rudiantara, sebagai wadah penyaringan atlet-atlet e-sports lokal menuju SEA Games 2019 dan Asian Games 2022 tersebut sekarang mulai diminati brand non-teknologi. "Hadiah-hadiah uang di setiap kompetisi memang bervariasi, tapi jangan lupa bahwa penghargaan untuk medali emas untuk cabang prestasi di tingkat Asian Games 2018 lalu saja nilainya dua miliar rupiah. Jadi kegiatan kompetisi seperti ini sangat menjanjikan untuk mulai diikuti secara serius oleh para penggiat e-sports," kata Rudiantara kepada Bola.com di Mall Taman Anggrek Jakarta, Rabu (17/10/2018). Bila dulu kompetisi e-sports identik dengan sponsor-sponsor berupa penyedia hardware seperti produsen kartu grafis, chipset microprocessor, hingga layar monitor komputer, sekarang brand-brand makanan-minuman, keperluan pria-wanita, produk kesehatan, hingga jaringan toserba mini, mulai tertarik untuk jadi menyokong turnamen e-sports. Pekan ini saja Esportsinsider melaporkan bahwa Indofood dengan brand utama mereka, Indomie, telah menjadi sponsor utama liga e-sports antaruniversitas di Australia (AEL). Perusahaan Indonesia dengan bendera PT Indofood Sukses Makmur tersebut bersama satu sponsor besar lokal (PwC Australia) dan empat sponsor pendukung lainnya (Australian Computer society, OVO Mobile, D-Link, AOC) menggelontorkan hadiah uang dengan nilai total sebesar 15 ribu dolar AS (sekitar Rp 228 juta). Let's block ads! (Why?) October 19, 2018 at 02:56PM via indonesia - Google News https://ift.tt/2EABTWb |
No comments:
Post a Comment