NEW YORK, KOMPAS.com - Singapura juarai Global Food Security Index (Indeks Ketahanan Pangan Global/ GFSI) yang dirilis pada hari Selasa (16/10/2018) oleh The Economist. Hal ini adalah indikasi bahwa negara ini memastikan warganya memiliki akses ke makanan yang sehat dan bergizi dengan harga terjangkau. Namun, ketahanan pangan Singapura sangat rentan dengan iklim dan sumber daya alamnya. Hal ini karena negaranya sangat bergantung pada impor, di mana lebih dari 90 persen makanan yang dibutuhkan untuk memasok penduduknya diimpor. Ini membuat negara yang rendah ini rentan terhadap gangguan perdagangan dan rantai pasokan, yang dapat meningkatkan biaya makanan. Gangguan terhadap produksi pertanian, karena meningkatnya suhu, lebih seringnya bencana dan penipisan sumber daya alam, menimbulkan ancaman lebih lanjut. Di masa lalu, selama lonjakan harga pangan global dan/atau gangguan produksi terkait iklim, negara-negara produsen telah mengurangi ekspor untuk memastikan ketahanan pangan untuk warga negara mereka sendiri. GFSI menggarap isu-isu inti mengenai keterjangkauan, ketersediaan serta kualitas dan keamanan di sejumlah 113 negara. Indeks ini merupakan model pembandingan kuantitatif dinamis yang dibangun dari 28 indikator yang mengukur penggerak ketahanan pangan di negara berkembang dan negara maju. GFSI juga mencakup kategori yang menilai eksposur negara terhadap dampak perubahan iklim, kerentanan mereka terhadap risiko sumber daya alam, dan bagaimana negara beradaptasi dengan risiko ini. Sementara tetangganya menduduki peringkat ke-1, Indonesia mesti puas dengan berada di posisi ke-65 dari 113 negara ini. Jika dibandingkan secara regional Asia-Pasifik berada di posisi ke-12. Indonesia mendapat nilai 54,8, di mana jika dibongkar dalam empat pilar besar penilaian yakni keterjangkauan (55,2), ketersediaan (58,2), kualitas dan keamanan (44,5), serta sumber daya alam dan ketahanan (43,9). Bila dibandingkan antara Indonesia dan Singapura, dari keamanan pangan Indonesia kalah cukup tipis dari Negeri Singa yakni 92,6 dibandingkan dengan 100. Sementara untuk standar nutrisi, Indonesia meraih poin sempurna 100.
Let's block ads! (Why?) October 19, 2018 at 10:03AM via indonesia - Google News https://ift.tt/2Eup2Vm |
No comments:
Post a Comment